KETULUSAN
I.
Pengertian
Ketulusan
Ketulusan.., Sebuah kata yang sering kali diucapkan
kita kepada orang-orang yang kita sayangi, orang tua kepada putra-putrinya,
seseorang kepada kekasih atau pasangannya, dll. Tapi tahukah kalian apa arti
‘Ketulusan yang Sebenarnya’..?
Arti ‘Ketulusan yang Sebenarnya’ adalah sikap
perhatian, selalu ingat, dan mau memberikan apapun kepada orang lain dengan
ikhlas. Ketulusan itu sebuah kesediaan seseorang untuk berbuat dengan hanya
berharap kerelaan dan kecintaan pihak yang telah berjasa baik kepadanya.
Seseorang yang bersedia untuk malakukan tugas dengan penuh tanggungjawab,
amanah, mau berkorban, sepenuh waktu dan sepenuh jiwa adalah sebuah ketulusan.
Ketulusan dalam bahasa agama adalah keikhlasan.
Sebuah persembahan amal hati yang tersembunyi dan amal perbuatan yang nampak
dalam rangka mengharapkan keridloan dan kecintaan Sang Pencipta merupakan
keihklasan yang semestinya. Ihklas inilah yang merupakan nama sebuah ketulusan
karena Allah. Ketulusan yang tidak semata-mata karena Allah SWT bukanlah
disebut ikhlas. Ketulusan tidak bisa dibuktikan dengan logika…karena “Tulus itu berasal dari hati ,Tulus itu
berlandaskan kasih,Tulus itu melampaui logika dan akal sehat manusia”.
Ketulusan itu pertanyaan yang hanya bisa di jawab
oleh diri masing-masing manusia. mungkin kita tidak bisa sempurna untuk
melakukan hal tersebut, bahkan hal tersebut sangat sulit. “Tulus itu muncul disaat kita merasa peka terhadap orang lain,disaat
kita bisa mengerti orang lain.”
Bagi orang yang tidak mengerti betul akan ketulusan,
hal tersebut akan menjadi ketakutan bagi orang tersebut karena didalam hati
orang yang tidak mengerti akan arti sebuah ketulusan biasanya terpatri “Tidak pernah ada yang namanya ketulusan.”
Mungkin kita tidak bisa sempurna untuk melakukan hal
tersebut, bahkan hal tersebut sangat sulit, dari kata “sulit” kita dapat
melihat bahwa masih ada kesempatan, masih ada peluang kita untuk melakukannya,
bukan berarti kita tidak bisa melakukannya. “Ketulusan itu bukan sekedar kata-kata, melainkan sebuah tindakan
nyata”.
Butuh sebuah kesiapan, pengorbanan, kesetiaan.
Banyak hal lain yang perlu dilihat saat ingin melakukan ketulusan. Tapi disaat
kita bisa mempertahankan sebuah ketulusan, mungkin tidak hanya buat kita, tapi
membuatnya menjadi berarti, membuat sakit yang kita rasakan akibat
mempertahankan hal tersebut menjadi sebuah kekuatan yang terakumulasi dan lama
kelamaan menjadi cadangan kekuatan bagi diri kita. “Ketulusan yang Sebenarnya tidak hanya di Dunia, tapi juga menyambung
sampai ke Akhirat’.
Sebuah contoh ketulusan
yang dijelaskan dalam sebuah cerita:
Aku
tinggal disebuah rumah rusun, disini aku tinggal seorang diri, tidak ada
saudara, apalagi orang tua, tetapi aku mempunya seorang tetangga, dia seorang
nenek rentan yang hidupnya pun sendiri sama seperti aku. Aku bekerja disebuah
toko elektronik. Rutinitasku berjalan seperti biasanya, bangun pagi, lalu
berangkat kerja. Tidak jauh dari tempat ku tinggal ada 2 orang pengemis, yaitu
seorang ibu dan anak perempuannya yang masih kecil, setiap hari mereka selalu
disitu sepanjang hari, setiap kali melihatnya terbesit sebuah keharuan dalam
hati dan fikiran ini,ternyata si ibu dan si anak itu mengemis untuk biaya
sekolah anaknya, karna di depan tempat mereka duduk ada sebuah tulisan “Untuk
Sekolah”. Tanpa memikir panjang aku memberikan sebagian dari uang yang ada
didalam dompet ku, meskipun tidak seberapa. Tidak ada sedikitpun kecurigaan
dalam fikiranku bahwa mereka bohong ataupun tidak, aku ikhlas memberikan itu,
karna aku tau rasanya hidup susah itu seperti apa, ingin sekolah tetapi tidak
memiliki biaya, aku sudah merasakan itu semuanya, sudah. Berat, sulit, pahit,
semuanya tercampur aduk menjadi satu, demi sebuah cita-cita, demi sebuah
keinginan melanjutkan sekolah, yang tadinya pahit terasa menjadi manis, yang
tadinya sulit menjadi mudah, dan yang tadinya berat menjadi ringan.
Karna
“Yang saya tau bahwa berbagi itu indah.” Setiap hari ketika saya berangkat
kerja, sayapun tidak pernah absen untuk memberikan uang kepada si anak dan si
ibu itu, suatu hari saat aku memberikan uang kepadanya, dia menundukan
kepalanya seakan dia tidak mau menerima pemberian dariku, akupun berkata kepada
si anak itu, “ambil, tidak apa-apa, sambil ku beri dia senyuman”. Aku lakukan
apapun yang menurut aku itu baik, aku tulus melakukan semua hal yang ku anggap
itu baik dan benar. Setiap kali aku pulang kerja aku selalu membeli sesisir
pisang, aku membeli itu untuk si nenek, sesampainya di depan pintu rumah si
nenek aku menggantungkan pisang tersebut didepan pintunya, kalau aku memberikan
langsung kepadanya, aku takut dia tidak mau menerimaya. Hari demi hari-hari pun
aku lewati, seperti biasa saat aku berangkat kerja, aku mampir ketempat si anak
dan di ibu itu, setelah aku sampai hanya ada si ibunya saja, aku kaget, kemana anak
ini??, sebelum sempat aku bertanya kepada si ibu bahwa kemana si anaknya, dari
kejauhan ada suara anak kecil yang berteriak memanggil ibunya “Bu”, saat aku
menengok ternyata dia adalah si anak kecil itu, dia berbeda dari biasanya, dia
berpakaian seragam sekolah, akupun terdiam sejenak, hingga tak tersadar matapun
berkaca-kaca, aku senang, tetapi disisi lain aku tidak menyangka kalau aku bisa
sedikit membantunya, aku bisa andil dalam perubahannya meskipun tidak banyak.
Si adik itu tersenyum kepadaku, begitupun ibunya. “aku tulus melakukan itu
semua, karna aku aku ingin berbagi kebahagiaan, karna dari sebagian uang atau
sesuatu apaun yang ada padaku adalah hak orang lain. Sesaat aku pulang kerja
dan aku ingin menggantungkan pisang di depan pintu si nenek, pas sekali saat si
neneknya membuka pintu, aku terpergok olehnya, dia tersenyum kepadaku, aku
hanya bisa mengaruk-garuk kepalaku, karna aku malu telah terpergok, lalu si
nenek itu memanggilku untuk menghampirinya, lalu dia memeluk ku, dia
mengucapkan terimakasih kepadaku sambil menangis, sepontan akupun ikut larut
dalam suasana. Saat si nenek memelukku, aku merasakan kembali hangatnya pelukan
tulus seorang ibu, itu terasa sangat begitu nyaman, itu terasa sangat begitu
indah, begitu bahagia.
“Ketulusan
yang sesungguhnya itu berasal dari hati yang paling dalam, mengucapkannya
memang mudah, tetapi bukan perkara yang mudah untuk membuktikannya. Ketulusan
tidak bisa dibayangkan dengan logika. Setiap orang pastilah memiliki pendapat
yang berbeda-beda tentang arti sebuah ketulusan. Intinya “hargai setiap detik
yang telah kamu lewati, karna setiap detik yang terlewat tidak akan pernah bisa
dikembalikan lagi.”
KETULUSAN
tidak akan lagi menjadi sebuah ketakutan bagi orang-orang yang tidak mengerti
akan arti sebuah ketulusan dengan cara:
- TRY! : Coba lakukan sebuah ketulusan.
- Understand : Coba Pahami ketulusan yang sudah anda coba.
- Love : Rasakan apakah anda sudah melakukannya dengan dasar Cinta Kasih.
- Use : Jangan berhenti melakukan ketulusan, Gunakan hal tersebut waktu demi waktu tanpa kenal lelah dan Menjadi dasar dalam melakukan segala sesuatu.
- Success : Hidup anda akan terasa lebih bermakna, sukses, bukan hanya bagi diri anda, melainkan bagi orang lain.
disaat anda mengikuti petunjuk diatas, saya yakin
anda akan mengerti dan lebih menghargai ketulusan serta tidak melihat ketulusan
sebagai ancaman
untuk hidup anda. Pelajari ketulusan dengan sungguh-sungguh!
“Hargai
hidupmu dengan melakukan ketulusan”
“Ketulusan adalah wajah dari hati
yang damai dan pikiran yang jenih
yang tak mungkin berpendar teduh
dari hati yang gerah, dan tak
mungkin mengalir jernih dari pikiran
yang keruh. Dengannya, yang
Anda lakukan menjadi ungkapan kasih
sayang kepada mereka yang
Anda layani. Anda menjadi jiwa yang
baik, yang mendamaikan bagi
yang menyaksikan, bahwa tidak ada dalam
diri Anda kemampuan untuk merugikan mereka.” #Mario Teguh
KETULUSAN ITU....?
- Ketulusan itu berasal dari hati
- Ketulusan itu ikhlas
- Ketulusan itu tanpa pamrih
- Ketulusan itu tanpa mengharapkan imbalan
- Ketululusan itu apa adanya
- Ketulusan itu tidak memilah memilih dalam berbuat
- Ketulusan itu indah
- Ketulusan itu tidak berpura-pura
- Ketulusan itu sederhana
- Ketulusan itu selalu sabar
- Ketulusan itu menyayangi dengan ikhlas
- Ketulusan itu menerima dengan apa adanya
- Ketulusan itu kejujuran
- Ketulusan itu lillahi ta’ala
- Ketulusan itu yasudahlah
- Ketulusan itu sempurna
- Ketulusan itu berakhir bahagia
- Ketulusan itu mengalir begitu saja
- Ketulusan itu spontan
- Ketulusan itu saat seorang ayah yang kerja banting tulang demi untuk menafkahi anak dan istrinya.
- Ketulusan itu saat seorang berjuang ibu untuk melahirkan anaknya, sampai nyawapun menjadi taruhannnya.
- Ketulusan itu menerima pasangan dengan ada apanya, tidak pernah memaksakan kehendak sendiri, saling mengisi kekosongan satu sama lain. “Mencintai seseorang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna.
II.
Kesimpulan
Ketulusan tidak hanya
cukup di ungkapkan dengan kata-kata,
ketulusan
tidak bisa dibayangkan dengan logika, karna ketulusan hanya bisa dirasakan oleh
hati.
Ketulusan
menurut pendapat kami dari masing-masing anggora kelompok 1 adalah :
1. Agus
Kurniawan : Menurut pendapat saya, ketulusan itu ibaratkan seberkas cahaya yang
memancar dari dalam jiwa, bukan banyak berkata-kata, tapi ketulusan adalah
kerja nyata. Lebih banyak membuktikan ketimbang hanya janji-janji semata.
2. Alvine
Alvino : Menurut pendapat saya, Ketulusan itu adalah sikap perhatian, selalu
ingat dan dan memberikan apapun kepada orang lain dengan ikhlas dan tanpa
pamrih.
3. Firly
Meisita Putri : Menurut pendapat saya, ketulusan itu adalah sebuah pengorbanan
yang berasal dari dalam hati, tanpa ada niatan sedikit apapun. Hanya ada kata
tulus, tulus dan tulus.
4. Idham
Maulana Oktora : Menurut Pendapat saya, ketulusan itu adalah perbuatan yang selalu berasal dari
hati, perbuatan yang dilakukan tanpa mengharapkan balasan ataupun imbalan, baik
dari Allah s.w.t ataupun sesama makhluk ciptaan Allah s.w.t. “Berbagi dan
tumbuh bersama itu indah.”
5. Iha
Soliha : Ketulusan menurut pendapat saya, ketika kita melakukan sesuatu kepada
seseorang, menolong, memberi, kita tidak mengharapkan imbalan sedikitpun (tanpa
pamrih) karena rasa ikhlas dan tulus.
6. Intan
Saumil F : Menurut pendapat saya, Ketulusan itu kejujuran, tidak berpura-pura
yang berasal dari hati nurani yang apa adanya. Ketulusan ataupun tulus juga
bisa digabungkan perkataanya menjadi, Berhati Tulus, dengan Tulus Ikhlas, Dll.
Contoh 1 : “Orang lain belum tentu berhati tulus
kepada kita.”
Artinya
: orang yang dekat dengan kita, yang sering di
mintai atau memberikan pertolonganya belum tentu Dia jujur/ bisa saja
berpura-pura baik kepada kita, mungkin karena dia ingin dipandang baik
dihadapan kita.
Contoh
2 : “Orang mengelola uang dengan baik karena sebagian penghasilannya digunakan
untuk zakat, sedekah, infaq, dan menyantuni anak yatim dengan tulus ikhlas.”
Artinya
: Orang itu tidak menghitung-hitung penghasilannyauntuk berapamal dan
semata-mata ikhlas. Bukan untuk pamer agar diketahui oleh orang lain. Karna
menurutnya itu adalah cara mengelola dengan baik dan digunakan bermanfaat untuk
orang lain.
Mantab bgt bang postingannya...
BalasHapusLike banget dah pokoknya...
ipwija MANTAB MAJU JAYA